Bismillahirrohmaanirrohiim

Sunnah Diam Sebentar Dalam Shalat



Terkadang mungkin kita lupa bahwa di dalam kita shalat banyak sekali kesunahan yang harus kita lakukan suapay kita bias menjadikan shalat kita lebih berarti. Salasatunya Berdiam Sejenak atau saktah yaitu diam sejenak (beberapa detik seukuran bacaan subhanallah). Selain berfungsi sebagai ruang jeda, juga menjadikan shalat lebih khusyu’ dan tidak terkesan buru-buru.

Demikian yang dilakukan Rasulullah saw dalam shalatnya sebagaimana termaktub dalam Sunan Abi Dawud:

عن سمرة بن جندب عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان يسكت سكتتين إذا استفتح واذا فرغ من القراءة كلها فذكر معنى (حديث) يونس
Bahwasannya Rasulullah saw berhenti sejenak (saktah) ketika shalat dalam dua tempat. Pertama ketika usai baca do’a iftitah dan ketika selesai membaca surat (al-Qur’an).

Disunahkan diam sejenak seukuran kadar bacaan “Subhaanallah” pada beberapa
tempat :
  1. Diantara Takbiratul Ihram dan bacaan doa Iftitah 
  2. Diantara bacaan doa Iftitah dan bacaan Ta’awwudz 
  3. Diantara bacaan Ta’awwudz dan Basmallah 
  4. Diantara akhir bacaan surat al-Fatihah dan bacaan Aamiin 
  5. Diantara bacaan Aamiin dan bacaan surat dari alQuran bila ia membacanya 
  6. Diantara akhir bacaan surat dari alQuran dan takbir hendak ruku’
Bila ia tidak membaca bacaan surat dari alQuran maka sunatnya diam sejenak
terletak pada antara bacaan Aamiin dan takbir ruku’, dan sunnah bagi seorang
imam shalat untuk diam dalam shalat yang dikeraskan bacaannya seukuran
kira-kira rampungnya makmum membaca surat al-Fatihah bila ia mengetahui makmum
membacanya, dan saat diamnya sebaiknya imam membaca doa atau bacan-bacaan
selainnya. [ Tuhfah al-Muhtaaj V/481 ].

فَرْعٌ( تُسَنُّ
سَكْتَةٌ يَسِيرَةٌ وَضُبِطَتْ بِقَدْرِ سُبْحَانَ اللَّهِ بَيْنَ التَّحَر
وَدُعَاءِ الِافْتِتَاحِ وَبَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّعَوُّذِ وَبَيْنَهُ وَبَيْنَ
الْبَسْمَلَةِ وَبَيْنَ آخِرِ الْفَاتِحَةِ وَآمِينَ... وَبَيْنَ آمِينَ وَالسُّورَةِ إنْ
قَرَأَهَا وَبَيْنَ آخِرِهَا وَتَكْبِيرِ الرُّكُوعِ فَإِنْ لَمْ يَقْرَأْ سُورَةً
فَبَيْنَ آمِينَ وَالرُّكُوعِ وَيُسَنُّ لِلْإِمَامِ أَنْ يَسْكُتَ فِي
الْجَهْرِيَّةِ بِقَدْرِ قِرَاءَةِ الْمَأْمُومِ الْفَاتِحَةَ إنْ عَلِمَ أَنَّهُ
يَقْرَؤُهَا فِي سَكْتَتِهِ كَمَا هُوَ ظَاهِرٌ وَأَنْ يَشْتَغِلَ فِي هَذِهِ
السَّكْتَةِ بِدُعَاءٍ أَوْ قِرَاءَةٍ وَهِيَ أَوْلَى