Bismillahirrohmaanirrohiim

Ahlak diatasnya Ilmu

Era digital orang menyebutlah segala sesuatu mudah didapat dan dipelajari apa saja yang kita inginkan , apalagi dengan adalah internet mudah sekali.

Apakah semudah itu kita belajar untuk ilmu agama? dengan tanpa kita bertemu guru dan asal usul guru?  mari kita renungkan karena ini untuk keselamatan kita di akherat harus lebih selektif kita mencari guru harus jelas sanad kelilmuannya.

Gelar sarjana seperti Drs dan insinyur yang begitu jarang dan langkanya, kini telah dianggap
lumrah dan merupakan hal yg biasa.

Ditengah banyaknya para akademisi dengan gelar-gelar yang mengagumkan, ditengah-tengah jebolan Timur Tengah
yang berkeluaran, kita mendapati kegersangan akhlak orang-orang berilmu dan intelek.
Kita merindukan sosok ulama yang menghiasi diri mereka dengan adab dan akhlak yang terpuji.
Ulama yang penuh kelembutan dan bijak dalam berkata-kata dan mengambil sikap.
Kita merindukan akhlak ulama salaf turut menghiasi diri kita sebagaimana ilmu mereka yang telah kita serap.
Apalah artinya ilmu jika pemiliknya tidak memiliki akhlak dan contoh suri tauladan?


Memang salah kita yang terlalu cepat belajar ilmu agama sebelum belajar akhlak para ulama.
Bukankah Imam Abdullah bin AL-mubarak ra pernah berkata:
ﻃﻠﺒﺖ ﺍﻷﺩﺏ ﺛﻼﺛﻴﻦ ﺳﻨﺔ , ﻭﻃﻠﺒﺖ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻋﺸﺮﻳﻦ ﺳﻨﺔ ,
ﻭﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻄﻠﺒﻮﻥ ﺍﻷﺩﺏ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ

Aku belajar tentang adab selama 30
tahun, sementara ilmu ku tuntut selama 20 tahun.
Berkata Imam Ibnul Jauzi rahimahullah:"
Adab itu hampir mendominasi 2/3
bagian dari ilmu.


Dalam kitabnya Madarijus Salikin Ibnul Qayyim menukil perkataan ulama salaf:" pengetahuan tentang adab lebih kami utamakan daripada mempelajari ilmu yang banyak".
Imam Az-Zahabi dalam sirahnya(8/13) menukil perkataan Abdullah bin Wahab-rahimahullah-:
" ﻣﺎ ﺗﻌﻠَّﻤﻨﺎ ﻣﻦ ﺃﺩﺏِ ﻣﺎﻟﻚٍ ﺃﻛﺜﺮُ ﻣﻤﺎ ﺗﻌﻠّﻤﻨﺎ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﻪ "
Apa yang kami pelajari dari Adabnya Imam Malik ra, lebih banyak dari ilmunya yang kami ambil".
Ibnu Mubarak ra menceritakan tentang Il-imam Alhasan Bashri ra:
ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻳﻄﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻼ ﻳﻠﺒﺚ ﺃﻥ ﻳُﺮﻯ ﺫﻟﻚ ﻓﻲ ﺗﺨﺸّﻌﻪ
ﻭﻫﺪﻳﻪ ﻭﻟﺴﺎﻧﻪ ﻭﻳﺪﻩ ) .

Setelah beliau menimba ilmu, makan terlihat perubahan yang mencolok dalam kekhusukan, akhlak, pada lisan dan tangannya".
Berkata Imam Sufyan at-Tsauri ra :
ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻻ ﻳﺨﺮﺟﻮﻥ ﺃﺑﻨﺎﺀﻫﻢ ﻟﻄﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺘﺄﺩﺑﻮﺍ
ﻭﻳﺘﻌﺒﺪﻭﺍ ﻋﺸﺮﻳﻦ ﺳﻨﺔ.

Dahulu mereka(salaf) tidak mengizinkan anak mereka menimba ilmu hingga mereka terlebih dahulu belajar adab dan ibadah selama 20 tahun. Berkata Imam Abu Zakariya Yahya bin Muhammad Al-Anbari ra:
ﻋﻠﻢ ﺑﻼ ﺃﺩﺏ ﻛﻨﺎﺭ ﺑﻼ ﺣﻄﺐ ، ﻭﺃﺩﺏ ﺑﻼ ﻋﻠﻢ ﻛﺠﺴﻢ ﺑﻼ
ﺭﻭﺡ "

Ilmu tanpa adab bagaikan api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu bagaikan tubuh tanpa ruh"
Al-khatib al Baghdadi di dalam kitab Aljami' liakhlaqi ar-rawi menukil perkataan orang tua Ibrahim bin Habib kepada dirinya:"wahai anakku,datangilah para ahli fiqih dan ulama dan ambillah ilmu dan akhlak baik mereka, sungguh hal itu lebih kucintai daripada banyaknya hadits yang kau kumpulkan".
Imam Malik ra menyebutkan tentang
pesan yang disampaikan ibunya
padanya:
" ﻳﺎ ﻣﺎﻟﻚ ﺧﺬ ﻣﻦ ﺷﻴﺨﻚ ﺍﻷﺩﺏ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ."
Wahai Malik ambillah dari gurumu
adabnya sebelum engkau menimba
ilmunya".